Halaman

Sabtu, 09 Juli 2011

Komala's Restaurant

I just posted my writing on kompasiana.com about my favorite Indian restaurant in Sarinah Thamrin, Menteng, Central Jakarta. Komala's Restaurant offers Indian rotee/roti/bread with a nice curry. The desserts are the best! For more details, take a look at Menampik Persepsi Makanan India di Komala's Restaurant  which means "Rethink Your Thoughts of Indian Food at Komala's Restaurant" in english. If you need translation to english, you can write a comment bellow or contact me via my Facebook , Twitter , or Email

Sizzling Brownies. The yummy, delight, and fantastic one. Never forget to order it!

Bhattura Plate. I take Bhattura Meal picture on kompasiana.com. The differences between them : Bhattura Plate has no french-fries and nor soft-drink. We can call Bhattura Meal as a package menu. They both are same, the chewy and unexplained bhattura drives me crazy.

Tortilla Pizza.  There's no doubt in this one, good for diet-people. No meat, just mozzarella cheese and flat-pizza dough.  Komala's proves that they can make a delicious and healthy pizza. Yummy!

Selasa, 21 Juni 2011

kompasiana.com

Hallo semuanya, saya cuma ingin memberi kabar kalau saya sekarang lebih fokus untuk menulis di kompasiana.com,  yaitu sebuah Jurnalisme Warga (Citizen Journalism) dari Kompas.  Mengapa saya pindah?  Dengan adanya Kompasiana,  tulisan kita bisa dibaca secara merata dari seluruh pelosok Indonesia,  memang cara kerjanya sama dengan blog,  tetapi kita tidak perlu menguras tenaga untuk mempublikasikannya,  ditambah lagi cara kerja kompasiana.com sangatlah sederhana.

Saya tidak sepenuhnya meninggalkan blog ini,  saya tetap akan me-repost tulisan yang telah saya tulis di Kompasiana, dan menulis hal-hal yang mungkin tidak patut/perlu di lampirkan di Kompasiana (karena orang-orang sudah banyak membahas hal tersebut).  Bagi anda yang membutuhkan terjemahan ke Bahasa Inggris,  dengan senang hati saya akan menerjemahkan,  Anda hanya perlu menghubungi saya lewat email yzscaca@yahoo.com atau meninggalkan komentar di bawah artikel.  Terjemahan akan saya berikan melalui email.  Sekian pemberitahuan dari saya,  silahkan mampir di Kompasiana Penulis


My writing appears on its main-page. Everyone can have this moment too!

Hello everyone, I just want to let you know that I'm more focus on  kompasiana.com,  a Citizen Journalism from Kompas.  Why I move on to kompasiana.com? Via kompasiana.com, our posts can be read equally across Indonesia,  it works similar to blogger.com,  but it's more simple.

It doesn't mean I will not use this blog anymore, I'm still going to re-post the article I wrote on Kompasiana, and post the things which may not deserve to be posted on Kompasiana (because people have already discussed it a lot). For those of you who need a translation to English, I would love to translate it, all you need is contact me via email yzscaca@yahoo.com or leave a comment below the article.  I will give the translation via email.
Thanks for your attention, here is my Kompasiana

Selasa, 17 Mei 2011

Mie Taman Sari


“Ini gorden dari Ibu kecil sampai sekarang begini-gini aja.  Lihat tuh warnanya dekil kan? Tapi bagus sih,  mereka mempertahankan interior masa lalunya”  sahut Ibu saya sambil menunjuk kain berwarna merah-muda di sebelah pintu masuk.  Rumah makan ini memang terbilang legendaris bagi orang-orang yang tinggal di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat.  Setiap pagi sekitar pukul 9-11 para tamu yang di dominasi oleh Chinese selalu memenuhi kedai ini untuk mengisi perut mereka di kala pagi hari.  Sehingga tidak perlu heran,  sering-kali jika kita datang pada pukul 12.00,  mie dan pelengkapnya sudah habis.  Padahal kedai ini menaruh waktu buka hingga pukul 15.00.
           
Letaknya tepat di palang jalan yang bertuliskan “Jl. Taman Sari X” kedainya bercat-kan putih dimana dari jalan tampak seorang bapak dengan anak buahnya yang sedang menyiapkan mie untuk pelanggan.  Disamping kedai juga terlihat jelas rumah pemilik kedai,  hanya dapur kedai saja yang menjadi pembatasnya.  Sebetulnya hingga saat ini saya,  bahkan Ibu saya yang sejak remaja sering kesini belum mengetahui nama kedai ini,  ibu saya hanya mengatakan “Ca,  makan mie di taman sari yuk!”  Sehingga kami menyebutnya “Mie Taman Sari”
          
Tampak depan Mie Taman Sari
Beberapa orang mungkin tidak akan terlalu menyukai mie di kedai ini,  karena mie-nya memang terbilang tebal dan tidak luwes,  tetapi inilah yang menjadi ciri khasnya.  Apalagi saat dimakan selagi panas,  mie terasa sangat enak sekali dan sangat lincah di mulut,  dengan potongan ayam kampung yang ukurannya sangat sepadan dengan mie-nya.  Selain itu, kita juga dapat memesan kuah kaldu ayam yang diberi pelengkap yang dapat kita pilih seperti daging ayam ekstra, hati, ampela, jantung ayam, bakso sapi dan ikan.  Sangat disayangkan jika anda tidak memesan pelengkap yang ini,  karena akan menambah cita rasa saat anda menyantapnya dengan mie.  Ada pula menu tambahan bagi yang non-muslim seperti marus (darah sapi atau ayam yang dibekukan,  teksturnya seperti ati), pangsit/siomay/bakso goreng (berisi daging babi).


Bakso sapi, ayam paha ekstra, ampela (searah jarum jam)


Saran saya jika anda ingin menikmati kelezatan asli dari mie ini,  alangkah baiknya untuk tidak memesan dibungkus,  karena mie akan menjadi kaku dan menempel antara satu dengan yang lainnya.  Untuk harga,  mie disini bisa dibilang tidak terlalu murah,  dengan uang sekitar Rp.60.000-, kita dapat menikmati dua porsi mie dengan kuah,  harga akan berbeda lagi jika kita menambahkan pelengkap.  Walaupun isi dompet berkurang di pagi hari,  tetapi lidah dan perut tidak akan kecewa.

Minggu, 27 Februari 2011

‘JONISTEAK’, Menikmati Steak dengan Harga Murah

Joni Steak Tampak Depan (Jl. Samanhudi Raya)
“The Real Taste of Australia and New Zealand”,  begitulah slogan dari Restoran Joni Steak. Restoran ini sangat ramai setiap harinya,  setiap saya melintasi Jl. Samanhudi,  sudah terlihat jelas antrian orang-orang untuk makan disana,  begitupula dengan cabangnya di Jl.Gadjah Mada yang letaknya tidak terlalu jauh dari sana,  dikala siang maupun malam selalu ramai.  Hal tersebut membuat saya penasaran,  sehingga kerap kali terlintas di benak saya “apa sih yang membuat ramai restoran ini?”

Keramaian Restoran
Tepatnya pada 5 Februari 2011, pukul 22.05 WIB kami tiba di Jl. Samanhudi,  parkiran pun penuh.  Begitupula di dalam restoran,  sehingga saya sempat berpikir untuk membatalkan supper kali ini.  Tapi, eitsss… dengan gesit datanglah seorang pelayan menyambut kedatangan kami.  Baru beberapa melangkahkan kaki ke dalam restoran pengunjung langsung disambut dengan open-kitchen, dimana saat di-intip para juru masak sedang sibuk memanggang berbagai macam daging.  Saking tidak sabarnya kami pun langsung memesan makanan.  Tenderloin dan T-Bone (Import) Steak merupakan menu favorit di restoran ini,  sehingga ibu saya memesan Tenderloin Steak dengan Saus Jamur,  dimana bumbunya dipisah,  dan saya memesan Grilled Salmon dengan saus yang dipisah pula.  Ditambah lagi Spaghetti Bolognaise untuk dibawa pulang.  Tidak sampai 10 menit menu yang dipesan tiba,  padahal jika dilihat dari keramaian yang ada, sepertinya mustahil semua pesanan tiba secepat ini!
 
Grilled Salmon
Tenderloin Steak










Nah,  saatnya pembuktian.  Makanan pertama yang masuk ke mulut saya ialah Grilled Salmon, jujur dikata itu bukanlah salmon terenak yang pernah saya makan,  karena rasa salmonnya kurang terasa dan overcooked,  tetapi saos asam-manisnya enak,  dan akan semakin segar bila kita tambahkan perasan jeruk lemon pada saosnya, ehm sangat fresh!  Saya pun tidak sabar untuk mencoba menu yang dipesan ibu saya,  yaitu Tenderloin Steak.  Kami memang sengaja memisahkan saus dengan daging steaknya,  hal tersebut dikarenakan kami ingin merasakan rasa original dari daging tersebut.  Saat saya memasukan daging Tenderloin tersebut ke mulut, ehmmm… dagingnya empuk dan terasa sangat oriental,  maksud oriental disini ialah adanya  rasa asia pada daging,  sepertinya sebelum dipanggang daging direndam terlebih dahulu dengan saus teriyaki atau semacamnya.  Tanpa bumbu apapun daging sudah terasa lezat.  Begitupula dengan saos jamurnya yang ENAK BANGET!  Irisan jamur yang tebal membuat saya terkesan,  tidak seperti kebanyakan restoran yang pernah saya jumpai,  yang selalu memakai irisan jamur yang tipis.  Rasa saos ini sangat pas di mulut,  tidak terlalu asin dan tidak kebanyakan merica, ke-enekkan-nya juga pas.
Spaghetti Bolognaise
Begitupula dengan Spaghetti Bolognaise-nya,  walaupun disantap saat tidak selagi hangat, kami masih merasakan ke-al-dente-annya,  bumbu spaghettinya juga enak,  walaupun dagingnya kalah banyak dibandingkan saos tomatnya.  Bagian tomat yang tidak hancur seutuhnya yang membuat saya menyukai saos ini.

Sudah cukup saya mendeskripsikan rasa dari Joni Steak,  saatnya masalah harga.  Anda tidak perlu khawatir,  restoran ini mematok harga yang sangat valuable.  Dimana total dari semua pesanan kami ditambah pajak 10% hanyalah Rp.110.000-, sangat ekonomis bukan?  Berikut rinciannya :
1 Tenderloin Import                 39,000
1 Grilled Salmon                      40,000
1 Spaghetti Bolognaise          17,000
2 Es Teh                                     4,000 (@2,000)

TOTAL                                  100,000 + TAX 10%

Akhirnya saya dapat menyimpulkan mengapa restoran ini selalu ramai dikunjungi,  pertama karena harganya yang terjangkau, pelayanan yang cepat, jenis makanan yang ditawarkan,  dan rasanya yang memang lumayan.  JoniSteak sangatlah cocok bagi anda yang ingin mentraktir teman ataupun malam mingguan dengan pacar.

Pusat :
Jl.  Samanhudi Raya No. 65 JakPus.  Telp.  021-92717294,  021-3500691.

Cabang :
Jl.  Gadjah Mada No.  91 (sebelah bakmi GM),  Jakarta-Kota.  Telp. 021-91882500